Kamis, 13 Desember 2012

Pelantikan Rotarian Nurina Mustika

Rtn Nurina Mustika,clasification Cosmetic akhirnya dilantik sebagai Rotarian di Rotary Club Semarang Bojong oleh Presiden Hananta Budianto.Disamping cosmetic,Rtn Nurina Mustika juga pernah sebagai atlit Taekwondo yang mewakili Indonesia pada event International diantaranya Pekan Mahasiswa ASEAN di Thailand  tahun 2008.Selamat Bergabung,Selamat melakukan Pelayanan dan Sukses Bersama Rotary Club Semarang Bojong.





Kamis, 20 September 2012

Pelantikan Rtn Al Sudjono

RC Semarang Bojong Mendapat anggota baru yaitu Rtn Al Sudjono,clasification Banker,sebagai Branch Manager Bank Maspion Semarang Branch






Jumat, 07 September 2012

Pelantikan Rtn Junias Hidayat

Kembali,member baru bergabung dengan Rotary Club Semarang Bojong.
Rtn Junias Hidayat,Clasification Furniture Producer.





Kamis, 26 Juli 2012

BOARD CHANGE OVER Past Pres Purnomo Iman Santoso ke Pres Hananta Budianto

Board Change Over dari Past Presiden Purnomo Iman Santoso kepada Pres Hananta Budianto dilaksanakan di Oits Resto pada tanggal 26 Juli 2012.






Selasa, 21 Februari 2012

BUKA KADO - PAMERAN SENI RUPA "TOEKAR TAMBAH"

Buka Kado-Harian Suara Merdeka tanggal 21 Februari 2012

PENGUSAHA Rina Ciputra Sastrawinata terkejut usai membuka Pameran Seni Rupa “Toekar Tambah” di Galeri Semarang, Minggu (19/2). Pemilik galeri Chris Darmawan memberi dia kado yang dibungkus rapi berbentuk segi empat. Presdir Ciputra Artpreneur Center tersebut terlihat senang menerimanya.

Tapi saat diminta untuk membukanya, dia sempat mengelak. “Dalam budaya kita, sepertinya tidak biasa untuk membuka kado di depan yang memberi,” ujarnya sambil tersenyum. Lalu ditimpali oleh perupa Mella Jaarsma, “Di Belanda, sudah biasa membuka kado langsung setelah diterima.”

Kontan percakapan itu membuat hadirin tertawa. Rina akhirnya membuka kado tersebut. Dan, perempuan itu bertambah gembira setelah mengetahui isinya lukisan Galeri Semarang tampak depan, karya salah seorang perupa Yogyakarta. (Adhitia A-71)

Senin, 20 Februari 2012

Pameran Seni Rupa ”Toekar Tambah”

Pameran Seni Rupa ”Toekar Tambah”-Harian Suara Merdeka tanggal 20 Februari 2012
Bicara Budaya Peranakan lewat Hasil Riset

DARI penelitian di dua daerah, Kabupaten Rembang, terutama di Lasem dan Kota Semarang, dua perupa dari kota kelahiran yang berbeda melahirkan pameran seni rupa yang sangat memikat.

Kedua perupa tersebut yakni Nindityo Adipurnomo yang kelahiran Semarang dan Mella Jaarsma yang berasal dari Emmeloord, Belanda.

Mereka mulai Minggu (19/2) memajang karyanya di Galeri Semarang pada pameran yang bertajuk ”Toekar Tambah.”
Pembukaan pameran yang akan berlangsung hingga 9 Maret kemarin dihadiri ratusan orang. Dua pengusaha ternama, Rina Ciputra Sastrawinata dan Harjanto Halim didaulat untuk membuka secara resmi.

Halim memiliki cara unik dalam melakoni perannya. ”Saya membawa SKBRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia) dan juga surat ganti nama milik orang tua saya. Dulu masyarakat Tionghoa dekat dengan dokumen itu terutama pada zaman Orde Baru,” ujar pria yang dikenal sebagai budayawan Tionghoa sembari menunjukkan surat-surat itu.

Sementara Rina mengaku, dirinya telah lama berkenalan dengan dua perupa yang mendirikan Rumah Seni Cemeti di Yogyakarta itu. Dia mengungkapkan, mereka dikenal di dunia seni rupa dalam negeri dan di mancanegara.

Rina juga memberi apresiasi atas metode kerja keduanya yang selalu berdasar hasil riset. ”Toekar Tambah” memang bercerita tentang budaya peranakan. Beberapa karya menunjukkan asimilasi budaya Tionghoa dengan Jawa menurut perspektif estetika kedua perupa tersebut. Bahkan, Nindityo dan Mella kemarin secara khusus mengajak beberapa orang untuk terlibat langsung dalam karya.
Ada perempuan yang duduk di atas meja dengan kaki mengenakan bakiak. Sementara di meja tersebut dipajang beberapa alat pernak-pernik perempuan.

Menurut Nindityo, dia terinspirasi oleh sejarawan Ong Hok Ham untuk menyusun ulang refleksi-refleksi sejarah sekaligus menangkap tanda-tanda masa depan perempuan melalui ungkapan meja persembahan pada leluhur.
Pemilik Galeri Semarang Chris Darmawan menambahkan, studi dan penelitian tentang peranakan di Indonesia boleh dikatakan sangat langka. Hanya sedikit buku yang mengulas konteks sejarah dan kebudayaannya.

Pihaknya menerbitkan sebuah buku untuk menyertai pameran tersebut dan berharap tak hanya akan berguna di dunia seni rupa tetapi juga menjadi salah satu sumbangan budaya dari dunia seni rupa terhadap masyarakat. (Adhitia Armitrianto-39) (/)

Kamis, 16 Februari 2012

JOINT MEETING ; KARYA SENIRUPA ASIMILASI TIONGHOA -INDONESIA

JOINT MEETING ROTARY CLUB SEMARANG BOJONG,ROTARY CLUB SEMARANG KUNTI,ROTARY CLUB SEMARANG,ROTARY CLUB SEMARANG INDRAPRASTA,ROTARY CLUB SEMARANG TUGUMUDA,ROTARY CLUB SEMARANG CENTRAL,ROTARY CLUB SEMARANG TANJUNG EMAS,ROTARY CLUB SALATIGA,ROTARY CLUB PEKALONGAN.

TANGGAL : 16 FEBRUARI 2012

TOPIK : KARYA SENI RUPA YANG MENGGAMBARKAN ASIMILASI TIONGHOA-INDONESIA

NARA SUMBER :NINDITYO ADI PURNOMO DAN MELLA JAARSMA (SENIMAN PATUNG) DARI YOGYAKARTA

TEMPAT: OITS RESTAURANT,JL A YANI NO. 147 SEMARANG.

KARYA NINTYO ADIPURNOMO- MELLA JAARSMA
"TOEKAR TAMBAH"


"GAUN" BERBAHAN PIRING SENG

TEH SADEL-TEH WALANG-TEH TONGTJI (Belanda-Jawa-Tionghoa)


Tionghoa-Madura

JOINT MEETING ; TOPIK : KARYA SENI RUPA YANG MENGGAMBARKAN ASIMILASI TIONGHOA-INDONESIA

JOINT MEETING ROTARY CLUB SEMARANG BOJONG,ROTARY CLUB SEMARANG KUNTI,ROTARY CLUB SEMARANG,ROTARY CLUB SEMARANG INDRAPRASTA,ROTARY CLUB SEMARANG TUGUMUDA,ROTARY CLUB SEMARANG CENTRAL,ROTARY CLUB SEMARANG TANJUNG EMAS,ROTARY CLUB SALATIGA,ROTARY CLUB PEKALONGAN.

TANGGAL : 16 FEBRUARI 2012

TOPIK : KARYA SENI RUPA YANG MENGGAMBARKAN ASIMILASI TIONGHOA-INDONESIA

NARA SUMBER :NINDITYO ADI PURNOMO DAN MELLA JAARSMA (SENIMAN PATUNG) DARI YOGYAKARTA

TEMPAT: OITS RESTAURANT,JL A YANI NO. 147 SEMARANG.

JUDUL PROGRAM KEBUDAYAAN : TOEKAR TAMBAH
BENTUK PROGRAM :PAMERAN SENI RUPA KARYA-KARYA NINDITYO ADIPURNOMO DAN MELLA JAARSMA DI SEMARANG GALLERY.PAMERAN AKAN DIBUKA HARI MINGGU, 19 FEBRUARI 2012,PUKUL 16.00
PAMERAN AKAN DIBUKA OLEH IBU RINA CIPUTRA DAN BP HARIJANTO HALIM
HOST : BP JONGKI TIO,IBU BENITA E ARIJANI, IBU INGE WIDJAJANTI








Senin, 13 Februari 2012

KEBERHASILAN Stem Cell DALAM DUNIA KESEHATAN MASIH RENDAH

Suara Merdeka TV ,13 Februari 2012



Keberhasilan Stem Cell dalam Dunia Kesehatan Masih Rendah
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • Total views : 1662
Embed code :
Pengembangan terapi dengan stem cell membawa harapan baru bahwa penyakit-penyakit degeneratif dapat diobati. Yakni, dengan sel-sel yang diperoleh dari tubuh pasien sendiri dan tidak perlu lagi mengandalkan dari donor.

Riset tentang stem cell tengah menjadi bintang di bidang biomolekuler. Para ilmuwan makin memperdalam ilmu tentang sel ini dengan memperbanyak riset. Sehingga, terapi stem cell dapat diterapkan tanpa ada lagi keraguan.

Menurut dokter Cynthia, stem cell adalah sel yang dapat berpoliferasi dan diferensiasi ke berbagai bentuk sel tubuh makhluk hidup. Banyak digunakan sebagai terapi transplantasi organ untuk mengurangi penolakan tubuh. Hal tersebut dipaparkan Cynthia saat menjadi pembicara Seminar All About Stem Cell di Ruang Poncowati Patra Semarang Convention Hotel, Sabtu (11/2).

Di antara semua jenis stem cell yang tersedia (embryonic, adult, dan mesenchymal). Sedangkan embryonic stem cell mempunyai kemampuan proliferasi dan diferensiasi yang paling besar. Aplikasi pada hewan sudah banyak berhasil, tetapi uji klinis pada manusia masih sangat sedikit.

Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Rotary Club Semarang Bojong bekerja sama dengan Laboratorium Prodia dan Klinik Meditama itu, Prof Dr Suhartono Taat Putra, dari Fakultas Kedokteran Unair Surabaya mengatakan, dari berbagai fakta menunjukkan, keberhasilan terapi sel punca (stem cell) masih rendah dan banyak faktor keberhasilan yang belum terungkap.

Sementara itu Presiden Rotary Club Semarang Bojong Purnomo Iman Santoso, dalam sambutannya mengatakan, seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka memberikan pengetahuan tentang pengembangan teknologi dalam dunia pengobatan dan kesehatan.

Reporter & Kameraman: Yulianto
Dubber & Editor Video: Arief