Kamis, 13 November 2008

Rotary Club Semarang Bojong,Hari Kesehatan Nasional,dan ISO 9001-2000

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional,diserahkan sertifikat ISO 9001-2000 kepada puskesmas Halmahera yang dinilai pelayanannya sudah sesuai ketentuan.Penghargaan juga diberikan kepada organisasi maupun perorangan yang dinilai telah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.Dan,Rotary Club Semarang Bojong melalui Vice Presiden Kusnady Dharmawan menjadi salah satu yang dinilai layak menerima penghargaan.

Puskesmas Halmahera Terima Sertifikat Iso 9001:2000
Thursday, 13 November 2008


Puskesmas Halmahera memperoleh sertifikat pelayanan ISO 9001 versi 2000, sertifikat diserahkan secara simbolis oleh Walikota Semarang Sukawi Sutarip kepada Kepala Dinas Kesehatan Semarang dr. Tatik Suyarti usai upacara upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-44 tingkat Kota Semarang di Halaman Balaikota, Rabu (12/11). Kepala Puskesmas Halmahera Sarwoko Oetomo menjelaskan dalam ISO ini kegiatan yang sudah diaudit dan disertifikasi adalah kegiatan di dalam gedung sebanya 18 program kegiatan. Diantaranya pelayanan dib alai pengobatan, di loket, KIA, imunisasi, tuata usaha, rawat inap maupun bersalin.

“Pada prinsipnya kita bisa memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang harus diberikan, dan pada ISO ini apa yang bisa kita lakukan dicatat, kita mencatat apa yang kita lakukan, jadi semua kegiatan bisa terdokumentasi dengan baik”, terangnya. Sarwoko menuturkan bahwa dalam proses menuju pelayanan ISO 9001 terlebih dahulu dilakukan pengenalan dan diskusi dengan seluruh staf, kemudian mempersatukan dan membangkitkan komitmen untuk bisa memberikan pelayanan prima.

“Pada pengenalan bulan Juni-Juli lalu kita dibimbing untuk mengarah ke pelayanan ISO 9001 versi 2000 oleh konsultan dari Surveyor Indonesia dan di audit eksternalnya oleh WGA”, imbuhnya. Dalam upacara peringatan HKN ke-44 ini diserahkan pula penghargaan kepada pihak-pihak yang aktif membanngun pembangunan kesehatan, LSM, dan kader kesehatan, serta penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba dalam rangka HKN.

Penghargaan yang diserahkan, meliputi plakat penghargaan diserahkan kepada pimpinan-pimpinan lembaga seperti Ketua TP PKK Kota Semarang Sinto sukawi, President Rotary Club Semarang Kunthi Benita Eka Arijani, Vice President Rotary Club Semarang Bojong Kusnadi Dharmawan, Presiden Rotary Club Semarang Central Tri Busono, Kepala Personalia PT Sido muncul Budi Utoyo, Anne Avantie pimpinan wisma kasih hydrocephalus, dan Ny. Sukardi dari WIC Semarang.

Kemudian LSM Pattiro dan Krisis mendapat penghargaan atas peran aktif dalam pendampingan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan LSM yang berpartisipasi dalam penanggulangan HIV/AIDS, yaitu Griya Asa Kota Semarang, ASA PKBI Provinsi Jateng, Graha mitra, Yayasan Wahanan Bhakti sejahtera, Kalandara, Binterbusih, Gessang, Tiara Kasih, life motivation, Stop HIV/AIDS, pilar PKBI Jateng dan Semarang Plus. Selanjutnya penghargaan kepada Aisyiyah Kota, WKRI Kota dan dr JC Susanto SpA(K) atas partisispasinya dalam penanggulangan gizi buruk, serta penghargaan kepada YKAI Jateng atas kiprahnya dalam program kesehatan anak dan Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin) yang memberikan bantuan kacamata bagi anak sekolah.

Adapun penghargaan kepada kader kesehatan diterima oleh Hana maesaroh (kader Puskesmas Halmahera 36 tahun), Siti Suwarni (kader Puskesmas Ngesrep 27 tahun), Sugeng wardoyo (kader puskesmas Ngaliyan 22 tahun)

Sabtu, 03 Mei 2008

SIMPOSIUM KESEHATAN PRIA

Rotary Club Semarang Bojong bekerjasama dengan Klinik Meditama mengadakan Simposium Kesehatan Pria pada tanggal 3 Mei 2008

Narasumber : Dr. M Nasser ( majalah healty life)

Pria usia menengah (produktif ) sering kali mengabaikan kesehatannya, karena merasa di usianya itu ia memiliki fisik yang kuat.

Ditambah lagi, pria usia produktif jarang sekali mendapatkan pelayanan kesehatan secara khusus, berbeda pada bayi/anak- anak, wanita, dan manusia usia lanjut (manula) yang memang ada program khusus dari pemerintah. Untuk itu, perlu disadari pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi pria usia produktif.

Demikian pendapat yang mengemuka dalam simposium kesehatan pria (Men’s Health Care) yang diadakan Rotary Club Semarang Bojong dan Klinik Meditama, Sabtu (3/5) di Semarang.

Dalam simposium itu ditekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan pada pria usia produktif untuk mengantisipasi penyakit yang kemungkinan diderita agar di hari tua dapat menjalani hidup lebih optimal dan tak tergantung orang lain.

Spesialis Patologi Klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Purwanto AP SpPK mengatakan, usia pertengahan, termasuk pria, rawan terhadap perubahan fisiologik tubuh yang bisa menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh terhadap berbagai faktor penyebab sakit.

Namun sedikit yang menyadari perubahan seperti itu, karena menganggap dirinya sehat, sehingga tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan.

\"Pria setengah baya mempunyai risiko tinggi terkena penyakit tertentu, seperti kardiovaskuler, osteoporosis, karsinoma prostat, karsinoma paru, andropause, disfungsi ereksi, inkontinensia, dan depresi,\" papar Purwanto.

Awet muda

Karena itu, lanjutnya, kesehatan pria setengah baya perlu juga dijaga dengan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui apakah dirinya terkena penyakit.

Pemeliharaan kesehatan pria setengah baya bukan untuk mempertahankan agar tetap awet muda, tetapi agar mencapai keadaan tubuh yang seimbang dengan kesehatan menyeluruh.

Pria usia produktif lebih berisiko terkena hipertensi dibanding wanita.

Ini dipengaruhi kebiasaan hidup yang berpengaruh besar terjadinya peningkatan tekanan darah. Selain itu, juga dipengaruhi faktor keturunan serta penyakit seperti ginjal, gangguan pada hormon, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Selasa, 15 Januari 2008

HOW TO BE HEALTHY SMOOKER

HOW TO BE HEALTHY SMOOKER DISKUSI YANG DI GELAR MELALUI KERJASAMA ANTARA ROTARY CLUB SEMARANG BOJONG DENGAN PR DJARUM DI AMARA PURA BALLROOM GRAND CANDI HOTEL SEMARANG.







Selasa, 15 Januari 2008
Agar Merokok Tetap Sehat
JADILAH perokok yang sehat. Mungkin hal itu mustahil untuk diwujudkan. Tapi, rupanya tidak bagi H Suwarno M Serad. Menurut Head of Corporate Affair PT Djarum ini, orang yang merokok masih bisa hidup sehat. Benarkah?

Sudah jamak jika orang bilang, merokok itu tidak sehat. Merokok itu jelek. Merokok itu bisa menyebabkan sakit paru-paru. Merokok itu bisa menyebabkan asma, merokok bisa menyebabkan kanker, dan masih banyak lagi dampak buruk merokok lainnya.

Itu bisa dimaklumi, karena image buruk mengonsumsi rokok di masyarakat seperti itu. Padahal, sejatinya semua justifikasi itu tak seluruhnya benar. Sebab, orang tak merokok pun, tidak ada jaminan bebas dari bermacam penyakit.

"Apa orang bisa menjamin, jika tidak merokok akan terbebas dari segala penyakit itu. Kan tidak? Buktinya, saya sudah hampir 50 tahun merokok, tetap sehat. Anda lihat sendiri kondisi saya tetap fresh. Padahal usia saya sudah 70 tahun lho," ujar Suwarno M. Serad saat ditemui Radar Semarang (Grup Jawa Pos) di kantor Djarum Semarang, kemarin.

Menurut pria yang akrab disapa Pak Warno ini, pagi penggemar rokok, tidak gampang untuk meninggalkan kebiasaan satu ini. Sebab, merokok itu diibaratkan makan sayur. Tak lengkap kalau tidak diberi garam.

Nah, persoalannya sekarang, bagaimana cara mengendalikan diri agar tetap merokok tetapi masih mampu mempertahankan status tubuh sehat dan bugar memenuhi kriteria sehat WHO?

Sebelum menjelaskan hal itu, Suwarno sempat mengutip kriteria sehat versi WHO, disebutkan bahwa sehat adalah kesehatan fisikal, mental dan sosial secara lengkap dan tidak sekadar tiadanya penyakit atau kelemahan lain. Dengan demikian, sehat tak hanya dilihat dari fisik semata, tapi juga lingkungan sekitar.

Termasuk, dalam merokok. Tak selamanya merokok dikatakan sebagai penyebab munculnya suatu penyakit. Sebab, lingkungan sekitar juga memberikan andil yang cukup besar.

Ia mencontohkan, perokok yang mengalami sakit asma. Bisa jadi itu lantaran disebabkan karena rumahnya terlalu lembab. Sehingga membuat orang tersebut kesulitan menyerap oksigen.

"Orang sakit asma itu kalau musim dingin pasti kumat. Karena susah mengisap oksigen. Itu karena lingkungannya terlalu lembab. Jadi, belum tentu dia sakit asma karena merokok," tegas pria yang masih nampak bugar di usia yang sudah menginjak 70 tahun.

Suwarno tak menampik jika selama ini rokok dituding sebagai biang segala penyakit. Banyak yang menuding nikotin yang terkandung dalam rokok sebagai penyebab orang kecanduan, dan kandungan tar yang dianggap sebagai penyebab sakit kanker. Padahal, hal itu juga tak sepenuhnya benar.

Ia lantas mengutip ajaran Paracelsus, founder ilmu kedokteran dunia abad 16. Disebutkan bahwa di dunia ini tidak ada bahan beracun, yang ada adalah dosis yang tidak benar. Artinya, apapun kalau dikonsumsi secara berlebihan akan menjadi ’penyakit’.

Sebaliknya, jika dikonsumsi sesuai takaran, tidak menjadi masalah. Termasuk dalam merokok. Sekalipun merokok, tapi kalau tidak berlebihan, tidak masalah.

"Seperti kita makan atau minum. Kalau sesuai takaran, ya sehat-sehat saja. Tapi, kalau berlebihan, bisa dibayangkan sendiri. Kebanyakan minum bisa mlembung. Kebanyakan minum obat bisa nggliyeng. Kebanyakan makan daging bisa kolesterol, dan sebagainya. Prinsipnya, kita mengonsumsi sesuatu itu sesuai dengan takaran," jelas Suwarno, yang pada Sabtu besok akan menjadi salah satu pembicara diskusi panel How To Be a Healthy Smoker yang digelar Djarum dan Rotary Club Semarang Bojong di Amara Pura Ballroom Grand Candi Hotel, Semarang.

Kembali ke soal nikotin, menurut pria kelahiran Banyuwangi, Jatim ini, zat yang terkandung dalam rokok ini, sebenarnya tidak pernah betah tinggal dalam tabuh manusia. Waktu paruh atau half life time nikotin dalam tubuh manusia antara 20-40 menit.

Ia mencontohkan, jika orang merokok satu batang rokok filter, kadar nikotin yang terserap dalam darah sebanyak 40 pph. Dan, setelah 30 menit setelah menghisap rokok, kadar nikotin dalam darah berkurang separonya menjadi 20 pph. Setelah 30 menit lagi, tinggal 10 pph, dan seterusnya. Dalam 2-3 jam, nikotin sudah bersih dari dalam darah.

"Jadi, jika tengah malam orang merokok, keesokan harinya melakukan tes darah, bisa dipastikan akan bebas nikotin. Karena sifat nikotin itu tidak pernah betah tinggal dalam tubuh manusia," urainya.

Di sisi lain, lanjut Suwarno, pengaruh nikotin dalam organ-organ tubuh manusia sering disebut paradoksikal. Pada dosis rendah dan waktu pendek bisa menstimulir organ tertentu dan berbeda terhadap organ lain.

Selain itu, dalam dosis rendah bisa membantu proses belajar dan pembelajaran, kemungkinan melalui pelepasan norepinephrine dalam otak. "Bagi perokok, nikotin juga bisa membantu berkonsentrasi dan mengatasi situasi stres," imbuhnya.

Suwarno menambahkan, nikotin dalam asap rokok dikelompokkan dalam fasa partikulat bersama air dan tar. Nikotin dimetabolisir dalam liver (detoxifikasi), paru dan sebagian oleh ginjal. Sedangkan organ yang tidak memetabolisir nikotin antara lain otak, lambung, usus kecil, diafragma dan limpa (spleen).

Dan, biasanya, jelas Suwarno, nikotin meninggalkan tubuh melalui keringat, dan air liur perokok. "Yang paling penting, nikotin dibuang lewat air kencing," ujarnya.