Sabtu, 03 Mei 2008

SIMPOSIUM KESEHATAN PRIA

Rotary Club Semarang Bojong bekerjasama dengan Klinik Meditama mengadakan Simposium Kesehatan Pria pada tanggal 3 Mei 2008

Narasumber : Dr. M Nasser ( majalah healty life)

Pria usia menengah (produktif ) sering kali mengabaikan kesehatannya, karena merasa di usianya itu ia memiliki fisik yang kuat.

Ditambah lagi, pria usia produktif jarang sekali mendapatkan pelayanan kesehatan secara khusus, berbeda pada bayi/anak- anak, wanita, dan manusia usia lanjut (manula) yang memang ada program khusus dari pemerintah. Untuk itu, perlu disadari pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi pria usia produktif.

Demikian pendapat yang mengemuka dalam simposium kesehatan pria (Men’s Health Care) yang diadakan Rotary Club Semarang Bojong dan Klinik Meditama, Sabtu (3/5) di Semarang.

Dalam simposium itu ditekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan pada pria usia produktif untuk mengantisipasi penyakit yang kemungkinan diderita agar di hari tua dapat menjalani hidup lebih optimal dan tak tergantung orang lain.

Spesialis Patologi Klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Purwanto AP SpPK mengatakan, usia pertengahan, termasuk pria, rawan terhadap perubahan fisiologik tubuh yang bisa menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh terhadap berbagai faktor penyebab sakit.

Namun sedikit yang menyadari perubahan seperti itu, karena menganggap dirinya sehat, sehingga tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan.

\"Pria setengah baya mempunyai risiko tinggi terkena penyakit tertentu, seperti kardiovaskuler, osteoporosis, karsinoma prostat, karsinoma paru, andropause, disfungsi ereksi, inkontinensia, dan depresi,\" papar Purwanto.

Awet muda

Karena itu, lanjutnya, kesehatan pria setengah baya perlu juga dijaga dengan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui apakah dirinya terkena penyakit.

Pemeliharaan kesehatan pria setengah baya bukan untuk mempertahankan agar tetap awet muda, tetapi agar mencapai keadaan tubuh yang seimbang dengan kesehatan menyeluruh.

Pria usia produktif lebih berisiko terkena hipertensi dibanding wanita.

Ini dipengaruhi kebiasaan hidup yang berpengaruh besar terjadinya peningkatan tekanan darah. Selain itu, juga dipengaruhi faktor keturunan serta penyakit seperti ginjal, gangguan pada hormon, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar